Kematian
Yoris diduga tidak sekadar terhanyut banjir, melainkan ada kekuatan
lain, yakni Novi, perempuan cantik penguasa Kali Aesesa.
Mitos
yang beredar, Novi, perempuan cantik dari dunia lain, setiap tahun
selalu meminta korban. Kemarahan Novi biasanya ditandai hujan lebat dan
angin kencang, yang berlangsung berhari-hari dan berhenti ketika sudah
ada korban.
Kondisi jenazah Yoris juga menguatkan keyakinan warga
di Mbay, bahwa Yoris tidak seperti korban tenggelam pada umumnya. Perut
Yoris tidak kembung. Peran Novi pada kematian Yoris dan juga dalam
upaya penemuan jasadnya, menjadi perbincangan hangat tim gabungan dan
para pelayat.
 |
| foto ilustrasi |
Menurut salah satu sesepuh di Kampung Nila, RT 05/RW
01 Kelurahan Mbay, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, setiap tahun
selalu ada korban tenggelam di Kali Aesesa. Sebelum jatuh korban,
biasanya ditandai hujan dan angin kencang selama berhari-hari.
Masyarakat
setempat meyakini, jika terjadi cuaca ekstrem, berarti Novi sedang
marah dan minta korban. Yakin adanya kekuatan lain dalam peristiwa
tenggelamnya Yoris, keluarganya pada Jumat (11/1/2013) menggelar ritual
di rumah duka, dan di lokasi Yoris tenggelam, setelah sehari sebelumnya
upaya pencarian Yoris tidak membuahkan hasil.
Dengan seekor ayam
jantan merah dan telur ayam kampung, jasad Yoris akhirnya ditemukan.
Selain ritual adat oleh pihak keluarga, siang itu seorang anggota TNI
bernama Bambang Sutrisno yang mampu berkomunikasi dengan kaumnya Novi,
akhirnya mampu menghadirkan Novi di tengah upaya pencarian korban.
Melalui
perantaraan seorang ibu yang konon 'berteman' baik dengan Novi,
Bambang berkomunikasi dengan Novi. Sang ibu yang menjadi perantara,
menurut cerita, berkenalan dengan Novi saat berekreasi di Bendungan
Sutami, beberapa waktu lalu.
Kala itu, secara tidak sengaja Novi masuk ke tubuh perempuan paruh baya, dan mengatakan ingin berkenalan dan berteman dengannya. Sejak itu, keduanya pun berteman.
Menurut perempuan yang namanya dirahasiakan, Novi akan datang padanya dan menyampaikan berbagai hal yang membuatnya marah atau kecewa.
Pada Jumat siang. Novi datang dengan perantara tubuhnya, Novi berkomunikasi dengan Bambang. Saat itu, Bambang meminta agar Novi memberitahu di mana keberadaan Yoris, dan mengapa ia membunuh Yoris. A
walnya, kata Bambang, Novi sempat menolak. Namun, setelah melalui pembicaraan panjang, Novi akhirnya bersedia melepas korban.
Dalam dialog itu, tutur Bambang, Novi mengaku marah karena selama ini terabaikan. Padahal, ia sudah berkorban untuk banyak orang. Banyak orang di daerah itu menduga, Novi merupakan korban yang dijadikan tumbal saat pembuatan Bendungan Sutami.
Cerita yang berkembang di masyarakat Mbay, dalam konstruksi
Bendungan Sutami, ada sekitar tiga sampai empat orang yang dijadikan tumbal, dengan alasan agar bendungan tersebut kuat. Demikian juga di jembatan Mbay-Riung, yang melintang di Kali Aesesa.
Warga setempat percaya, roh para korban yang tewas terpaksa, diduga bergentayangan di sepanjang Kali Aesesa dan Irigasi Mbay Kanan. Roh-roh itu, menurut kepercayaan warga, selalu meminta korban setiap tahun.
"Dalam dialog saya dengan dia, dia mengaku
marah karena selama ini diabaikan. Ia mengatakan, masyarakat di Mbay
baru memperhatikannya ketika sudah ada korban. Kalau tidak ada korban,
ia diabaikan. Dia juga sempat menolak melepas korban, dengan alasan
ingin bermain lebih lama dengan korban," tutur Bambang.
"Tapi
saya bilang, kalau begitu kamu menyusahkan saya dan banyak orang.
Akhirnya dia menyuruh saya pulang, karena tidak lama lagi korban sudah
bisa ditemukan. Ternyata benar. Ketika kami baru sampai di halaman rumah
duka, sudah ada informasi bahwa teman-teman Tagana sudah menemukan
jasad korban," imbuh Bambang.
Selain Yoris, lanjut Bambang, korban-korban sebelumnya juga meninggal karena ulah Novi.
"Itu
diceritakan sendiri oleh Novi. Kalau Yoris, Novi marah karena Yoris
menabrak dia. Padahal, dia sudah bantu menyeberangkan dua ekor kambing.
Tapi, korban masih mau ambil kambing ketiga," jelas Bambang.
"Ketika
korban lompat ke sungai untuk ambil kambing ketiga, tubuh Yoris
menabrak dia (Novi). Dia marah dan mencekik dan menenggelamkan Yoris,"
papar Bambang.
Cerita Bambang juga sama dengan paranormal
sebelumnya, yang mengatakan sejak siang ketika Yoris tenggelam hingga
malam, Yoris sebenarnya tidak hanyut atau berpindah tempat, tapi ada di
dasar sungai tempat Yoris tenggelam.
Pada Kamis malam atau malam
Jumat, Yoris baru dibawa Novi ke Kela, tempat jasad Yoris ditemukan.
Mungkin hanya faktor kebetulan atau memang cerita itu benar adanya,
setelah Yoris tenggelam, banjir di Kali Aesesa langsung surut, hujan dan
angin kencang berhenti. Baru pada Jumat sore turun gerimis.
Cerita
ini kini menjadi buah bibir masyarakat Mbay. Masyarakat di Mbay percaya,
Novi merupakan roh seorang gadis remaja berusia 15 tahun, yang dicor
hidup-hidup ketika pembangunan konstruksi Bendungan Sutami, beberapa
puluh tahun silam.
Ada juga yang meyakini Novi merupakan
'penguasa' dan penjaga Kali Aesesa. Terlepas dari kebenaran cerita
tersebut, peristiwa tenggelamnya beberapa korban di Kali Aesesa setiap
tahun harus dijadikan pelajaran, agar semua orang di daerah itu mawas
diri dan tidak bertindak gegabah, ketika Kali Aesesa sedang mengamuk.
Novi mungkin hanya sekadar simbol dari kemarahan alam, karena kita tidak tahu berterima kasih.
Sumber:
Tribunnews.com